Minggu, 10 Januari 2016

Laporan Sosiolinguistik





LAPORAN PENELITIAN VARIASI BAHASA
DI KOMUNITAS PECINTA REPTIL DI NGAWI





Oleh :
Nama               : Herdina Mustika Arum
NIM                : 2601413076










BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Bahasa memang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi yang diperlukan manusia untuk berinteraksi. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan agar dapat melangsungkan hubungan dengan komunitasnya.
Pemakaian bahasa yang digunakan masyarakat dipengaruhi oleh faktor antara lain status sosial, tingkat pendidikan tingkat ekonomi, usia, dan jenis kelamin kemudian mencakup siapa yang berbicara , dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana, dan masalah apa yang dibicarakan. Sehingga dalam pemakaian bahasa akan mempengaruhi munculnya variasi bahasa
Variasi bahasa merupakan cermin tidak seragamnya bahasa dalam masyarakatyang bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan yang mereka lakukan sangat beragam.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih variasi bahasa dalam komunitas pecinta reptil di Kabupaten Ngawi sebagai subjek penelitian. Peneliti memilih variasi bahasa komunitas pecinta reptil karena dalam berkomunikasi komunitas pecinta reptile ini menggunakan istilah-istilah atau bahasa yang hanya di ketahui oleh anggota kelompok komunitas tersebut.
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana variasi bahasa dalam komunitas pecinta reptile di Ngawi?
C.     Tujuan
1.      Mendeskripsikan penggunaan bahasa atau istilah yang digunakan komunitas pecinta reptil di Ngawi




                                                               BAB II         
LANDASAN TEORI

A.    Bahasa
Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikakn diri, (Kridalaksana, 2001).
Bahasa memiliki fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik dan sempurna, juga merupakan alat yang ampuh untuk bekerjasama dengan antar anggota masyarakat.
Beberapa ciri yang hakiki dari bahasa antara lain, adalah 1) bahasa itu adalah sebuah sistem, 2) bahasa itu berwujud lambang, 3) bahasa itu berupa bunyi, 4) bahasa itu bersifat arbiter, 5) bahasa itu bermakna, 6 ) bahasa itu bersifat konfensional, 7) bahasa itu bersifat unik, 8) bahasa itu bersifat universal, 9) bahasa itu bersifat produktif, 10) bahasa itu berfariasi, 11) bahasa itu dinamis, 12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, 13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya, (Chaer, 2007: 33).

B.     Variasi Bahasa
dalam Chaer dan Agustina (1995) membedakan variasi berdasarkan kriteria a) latar belakang geografi dan sosial penutur, b) medium yang digunakan, dan c) pokok pembicaraan.
Variasi dari segi penutur, yang pertama adalah idiolek yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Kedua disebut dialek yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Ketiga kronolek atau dialek temporel yakni variasi bahasa yang digunakan kelompok sosial pada masa tertentu. Keempat sosiolek atau dialek sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penutur.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Teknik penelitian
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2005:4), penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriftif yang berupa kata-kata atau lisan objek yang diamati. Metode ini dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka, tetapi menggunakan penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara emiris. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Metode penelitian tersebut digunakan untuk berfokus pada dialog-dialog atau ujaran dari kata-kata yang dipakai oleh si penutur.
B.     Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah komunitas pecinta reptil di Ngawi

C.     Teknik pengumpulan data
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui bahasa atau istilah apa saja yang digunakan oleh komunitas pecinta reptil di Ngawi dan dokumentasi digunakan untuk merekaman yang berkaitan dengan variasi bahasa yang digunakan dalam komunitas pecinta reptil di Ngawi.






BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Pembahasan
Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di lapangan disini peneliti akan membahas mengenai proses komunikasi penggunaan variasi bahasa atau istilah di kalangan komunitas pecinta reptil di Ngawi.
Komunitas reptil di Ngawi ini ada yang menjadi peternak reptile sehingga ada bahasa atau istilah untuk jual beli.  Dalam komunitas ini ada beberapa variasi bahasa berupa istilah atau singkatan yang hanya dimengerti oleh anggota komunitas saja. Dalam kegiatan jual beli komunitas ini memiliki istilah atau singkatan-singkatan misalnya TT artinya tukar tambah, BT artinya barter, BU artinya butuh uang, FS artinya for sale istilah ini digunakan ketika anggota komunitas memajang foto hewan peliharaan mereka dengan tujuan untuk menjual.
Selain itu dalam komunitas ini juga memiliki istilah untuk menyebutkan jenis hewan peliharaan mereka misalnya DAPUT yang artinya dada putih, MAPUT mata putih, PM phyton molurus, PR phyton reticulates, BP ball phyton. Selain istilah-istilah tersebut ada juga istilah JITOT yaitu jinak total, UNSEX artinya anggota komunitas tidak tahu jenis kelamin hewan peliharaannya. Dalam komunitas pecinta reptile dingawi anggota komunitas sering menyebutkan istilah ariel dan luna untuk menyebutkan jenis kelamin, Ariel untuk jenis kelamin jantan dan luna untuk jenis kelamin betina.




BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
komunitas pecinta reptil di Ngawi memiliki bahasa atau istilah-istilah yang hanya dimengerti oleh anggota komunitas saja. Bahasa atau istilah-istilahtersebut digunakan oleh anggota komunitas dalam kegiatan jual beli reptil. Selain itu, bahasa atau istilah tersebut juga digunakan untuk bertukar informasi mengenai hewan peliharaan mereka.
















Daftar Pustaka
Chaer dan Agustina.1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta. Rineka Cipta.
Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar