LAPORAN PENELITIAN VARIASI BAHASA
DI KOMUNITAS PECINTA REPTIL DI NGAWI
Oleh
:
Nama : Herdina Mustika Arum
NIM
: 2601413076
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Bahasa memang tidak pernah lepas dari kehidupan
manusia. Bahasa adalah alat komunikasi yang diperlukan manusia untuk
berinteraksi. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan agar dapat melangsungkan hubungan
dengan komunitasnya.
Pemakaian bahasa yang digunakan masyarakat
dipengaruhi oleh faktor antara lain status sosial, tingkat pendidikan tingkat
ekonomi, usia, dan jenis kelamin kemudian mencakup siapa yang berbicara ,
dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana, dan masalah apa yang dibicarakan.
Sehingga dalam pemakaian bahasa akan mempengaruhi munculnya variasi bahasa
Variasi bahasa merupakan cermin tidak seragamnya
bahasa dalam masyarakatyang bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang
tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan yang mereka lakukan sangat beragam.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih variasi
bahasa dalam komunitas pecinta reptil di Kabupaten Ngawi sebagai subjek
penelitian. Peneliti memilih variasi bahasa komunitas pecinta reptil karena
dalam berkomunikasi komunitas pecinta reptile ini menggunakan istilah-istilah
atau bahasa yang hanya di ketahui oleh anggota kelompok komunitas tersebut.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana
variasi bahasa dalam komunitas pecinta reptile di Ngawi?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan
penggunaan bahasa atau istilah yang digunakan komunitas pecinta reptil di Ngawi
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Bahasa
Bahasa
adalah lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikakn diri,
(Kridalaksana, 2001).
Bahasa
memiliki fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama untuk berkomunikasi. Bahasa
merupakan alat komunikasi yang paling baik dan sempurna, juga merupakan alat
yang ampuh untuk bekerjasama dengan antar anggota masyarakat.
Beberapa
ciri yang hakiki dari bahasa antara lain, adalah 1) bahasa itu adalah sebuah
sistem, 2) bahasa itu berwujud lambang, 3) bahasa itu berupa bunyi, 4) bahasa
itu bersifat arbiter, 5) bahasa itu bermakna, 6 ) bahasa itu bersifat
konfensional, 7) bahasa itu bersifat unik, 8) bahasa itu bersifat universal, 9)
bahasa itu bersifat produktif, 10) bahasa itu berfariasi, 11) bahasa itu
dinamis, 12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, 13) bahasa itu
merupakan identitas penuturnya, (Chaer, 2007: 33).
B. Variasi Bahasa
dalam
Chaer dan Agustina (1995) membedakan variasi berdasarkan kriteria a) latar
belakang geografi dan sosial penutur, b) medium yang digunakan, dan c) pokok
pembicaraan.
Variasi
dari segi penutur, yang pertama adalah idiolek yakni variasi bahasa yang
bersifat perseorangan. Kedua disebut dialek yakni variasi bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat,
wilayah, atau area tertentu. Ketiga kronolek atau dialek temporel yakni variasi
bahasa yang digunakan kelompok sosial pada masa tertentu. Keempat sosiolek atau
dialek sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan
kelas sosial para penutur.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Teknik penelitian
penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan
dan Taylor (dalam Moleong, 2005:4), penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan data deskriftif yang berupa kata-kata atau lisan objek yang
diamati. Metode ini dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka, tetapi
menggunakan penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji
secara emiris. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek
penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Metode
penelitian tersebut digunakan untuk berfokus pada dialog-dialog atau ujaran
dari kata-kata yang dipakai oleh si penutur.
B. Objek penelitian
Objek
penelitian ini adalah komunitas pecinta reptil di Ngawi
C. Teknik pengumpulan data
pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara untuk mengetahui bahasa atau istilah apa saja yang digunakan oleh
komunitas pecinta reptil di Ngawi dan dokumentasi digunakan untuk merekaman
yang berkaitan dengan variasi bahasa yang digunakan dalam komunitas pecinta
reptil di Ngawi.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pembahasan
Hasil
penelitian yang telah peneliti lakukan di lapangan disini peneliti akan
membahas mengenai proses komunikasi penggunaan variasi bahasa atau istilah di
kalangan komunitas pecinta reptil di Ngawi.
Komunitas
reptil di Ngawi ini ada yang menjadi peternak reptile sehingga ada bahasa atau
istilah untuk jual beli. Dalam komunitas
ini ada beberapa variasi bahasa berupa istilah atau singkatan yang hanya
dimengerti oleh anggota komunitas saja. Dalam kegiatan jual beli komunitas ini
memiliki istilah atau singkatan-singkatan misalnya TT artinya tukar tambah, BT
artinya barter, BU artinya butuh uang, FS artinya for sale istilah ini
digunakan ketika anggota komunitas memajang foto hewan peliharaan mereka dengan
tujuan untuk menjual.
Selain
itu dalam komunitas ini juga memiliki istilah untuk menyebutkan jenis hewan
peliharaan mereka misalnya DAPUT yang artinya dada putih, MAPUT mata putih, PM
phyton molurus, PR phyton reticulates, BP ball phyton. Selain istilah-istilah
tersebut ada juga istilah JITOT yaitu jinak total, UNSEX artinya anggota
komunitas tidak tahu jenis kelamin hewan peliharaannya. Dalam komunitas pecinta
reptile dingawi anggota komunitas sering menyebutkan istilah ariel dan luna
untuk menyebutkan jenis kelamin, Ariel untuk jenis kelamin jantan dan luna
untuk jenis kelamin betina.
BAB
V
PENUTUP
A. Simpulan
komunitas pecinta reptil di Ngawi memiliki bahasa
atau istilah-istilah yang hanya dimengerti oleh anggota komunitas saja. Bahasa
atau istilah-istilahtersebut digunakan oleh anggota komunitas dalam kegiatan
jual beli reptil. Selain itu, bahasa atau istilah tersebut juga digunakan untuk
bertukar informasi mengenai hewan peliharaan mereka.
Daftar
Pustaka
Chaer dan Agustina.1995. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta. Rineka Cipta.
Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moleong
, 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar